Selasa, 18 September 2007

Terima kasih Ya Allah.......


Terima kasih Ya Allah,
Sudah memberikan nikmat kepada makhluk mu yang lemah ini,
Makhluk yang ndak ingat kepada Mu saat senang dan bingah...
Tapi selalu ingat dan bersujud kepada Mu saat Engkau berikan nikmat yang kami rasakan sebagai siksaan.....

Terima kasih Ya Allah,
sudah memberikan nikmat keluarga yang, Insya Allah, mawaddah
dan Warrohmah
Engkau berikan kenikmatan yang tidak selalu Engkau berikan kepada makhluk Mu yang lain
Engkau selalu berikan karunia dan anugerah yang tiada berakhir kepada kami

Terima kasih Ya Allah,
Engkau ingatkan kami kepada kekurangan...
Engkau ajarkan kepada kami kekhilafan
Engkau turunkan ikhlas di hati kami yang selalu su'udzon kepada Mu

Terima kasih Ya Allah,
telah Engkau berikan kepada kami
lingkungan yang memanjangkan niat kami
Engkau titipkan kepada kami, buah hati kami yang sehat dan cerdas
Jagalah hati kami untuk selalu istiqomah, selalu tawwadu'

Terima kasih Ya Allah,
Engkau berika kepada kami saudara-saudara yang jujur dan istiqomah
Berikanlah kepada mereka
Apa yang seharusnya menjadi hak mereka
dan jauhkanlah mereka dari sifat-sifat neraka....

Terima kasih Ya Allah,
telah memberikan nikmatMu
untuk dapat menggerakkan jari, hati dan otak ini
menuliskan syukur kepada Mu...

Membuat setiap langkah menjadi lebih bermakna


Setiap melangkah, kadang kita tak berpikir apa yang ada di depan dan di belakang kita. Toh cuman selangkah di depan dan dibelakang, ndak beda jauh. Namun ketika diproyeksikan bahwa 2 langkah di depan kita bisa menentukan 10, 20, bahkan jutaan langkah di depan kita. Itu pun kalau kita tidak menginjak "sesuatu" yang membuat langkah kita ke depan semakin jauh dari tujuan kita. Eman to?
Memberikan sesuatu dengan mengukur apa yang akan kita dapat merupakan sesuatu hal yang wajar. Namun seperti kata orang bijak,"Jangan tanyakan apa yang bisa kamu dapat, tapi tanyakan apa yang dapat kamu berikan untuk bangsa dan negaramu"... heheheh.. terlalu dhuwur ya? lha wong kita aja masih bingung besok bisa makan apa ndak kok, malah mikir yang bisa diberikan buat negara ini.....
Oke... ndak usah dibahas tentang negara kita... tentang negeri yang kata guru kita di SD memang sudah kaya , gemah ripah loh jinawi, tapi ternyata kok utange akeh... bukan, bukan itu. Tapi coba pada lingkup yang lebih kecil. Lingkungan keluarga misalnya. Atau lingkungan kerja.
Coba, berapa besar yang bisa kita dapat dari perusahaan dibanding dengan apa yang bisa kita berikan. Wajar kok kita itung-itungan kayak gitu. Itu namanya Propesional. Tapi mbok ya kita belajar mengukur, seberapa besar perhatian perusahaan buat karyawan. Kita belajar melangkah, belajar merangkak bahkan. Mengukur langkah ke"propesional"an kita. Sudahkah setiap hari kita melakukan pekerjaan sesuai jam kerja, sudahkah kita memberikan target kerja bagi diri kita sendiri setiap hari? atau sudahkah kita mencoba menulis "daily record" setiap hari tentang apa yang telah dan akan kita lakukan setiap hari.......
Kalau bahasanya Don Carleone "The Godfather" itu adalah membuat tulang. Membuat sesuatu yang bisa bermanfaat bagi perusahaan. Give it more, then you'll get it more and more....
Kalau kita tahu berada di lingkungan orang-orang yang tahu menghargai orang lain, jangan ragu untuk memberikan energi kita lebih dari yang kita punya dan kita sepakati dalam Job Description kita. Perusahaan akan pasti memberikan kompensasi, kontraprestasi, atau apapun yang dalam konteksnya berupa penghargaan. Yakin deh...... ada kristalisasi keringat di sana!
Makanya, mari mengukur, mengatur, dan menimbang langkah. Supaya kerja jadi bermakna.

Yo ayo..... bekerja keras....bekerja cerdas....bekerja ikhlas!

Rabu, 12 September 2007

Keinginan Baik Belum Tentu Membawa Baik

Seseorang menemukan kepompong seekor kupu-kupu. Suatu hari lubang kecil muncul. Orang itu duduk dan mengamati dalam beberapa jam ketika kupu-kupu itu berjuang memaksa dirinya melewati lubang kecil itu.Kemudian kupu-kupu itu berhenti membuat kemajuan. Kelihatannya kupu-kupu itu telah berusaha semampunya dan dia tidak bisa lebih jauh lagi. Akhirnya orang tersebut memutuskan untuk membantunya, dia ambil sebuah gunting dan memotong sisa kekangan dari kepompong itu. Kupu-kupu itu keluar dengan mudahnya. Namun, kupu-kupu itu mempunyai tubuh gembung dan kecil serta sayap-sayapnya mengkerut. Orang tersebut terus mengamatinya karena dia berharap bahwa, pada suatu saat, sayap-sayap itu akan mekar dan melebar sehingga mampu menopang tubuh kupu-kupu itu, yang mungkin akan berkembang.


Namun semuanya tidak akan pernah terjadi. Kenyataannya, kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya merangkak dengan tubuh gembung dan sayap-sayap mengkerut. Kupu-kupu itu tidak pernah bisa terbang.


Yang tidak dimengerti dari kebaikan orang tersebut adalah bahwa kepompong yang menghambat dan perjuangan yang dibutuhkan kupu-kupu untuk melewati lubang kecil adalah jalan Tuhan untuk memaksa cairan dari kupu-kupu itu masuk ke dalam sayap-sayapnya sedemikian rupa sehingga dia akan siap terbang begitu dia memperoleh kebebasan dari kepompong tersebut.

Kadang-kadang perjuangan adalah yang kita perlukan dalam hidup kita. Jika Tuhan membiarkan kita hidup tanpa hambatan, itu mungkin melumpuhkan kita. Kita mungkin tidak sekuat yang semestinya kita mampu. Kita mungkin tidak pernah dapat terbang.


Saya mohon Kekuatan ... Dan Tuhan memberi saya kesulitan-kesulitan untuk membuat saya kuat.
Saya memohon Kebijakan ... Dan Tuhan memberi saya persoalan untuk diselesaikan.
Saya memohon Kemakmuran ... Dan Tuhan memberi saya Otak dan Tenaga untuk bekerja.
Saya memohon Keteguhan hati ...Dan Tuhan memberi saya Bahaya untuk diatasi.
Saya memohon Cinta ... Dan Tuhan memberi saya orang-orang bermasalah untuk ditolong.
Saya memohon Kemurahan/Kebaikan hati ... Dan Tuhan memberi saya kesempatan-kesempatan.
Saya tidak memperoleh yang saya inginkan, saya mendapatkan segala yang saya butuhkan